Cari Blog Ini

bisnis paling gratis Photobucket Bisnis Dahsyat tanpa modal

Sabtu, 06 November 2010

TANAH TAMBAK

Sering kita jumpai tambak dengan perlakuan atau pemupukan yang sama,sumber air yang sama tetapi plankton yang dihasilkan berbeda atau bahkan dengan kode benur yang sama dan jumlah yang sama tetapi tonase udang yang dihasilkan berbeda pula. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah tingkat kesuburan tanah yang akan menentukan kesuburan tambak secara keseluruhan. Di CPB, sebagian besar konstruksi tambak adalah semi plastik dimana 30% dasar tambak adalah tanah (central soil). Dengan kondisi seperti ini, central soil harus berfungsi optimal sehingga proses dekomposisi dan pertukaran nutien dapat berlangsung sempurna untuk mendukung produktifitas tambak.

Meskipun manajemen kualitas air dianggap salah satu faktor budidaya paling penting, tetapi banyak bukti bahwa kondisi dasar tambak dan pertukaran substansi antara tanah dan air sangat berpengaruh terhadap kualitas air (Boyd, 1995). Penelitian lebih mendalam perlu dilakukan sebagai bahan informasi untuk memperbaikai manajemen dasar tambak.

LAPISAN OKSIGEN    

Lapisan oksigen pada permukaan sedimen sangat menguntungkan dan seharusnya dijaga selama siklus budidaya. Produk metabolisme dari dekomposisi aerobik antara lain karbon dioksida,air,amonia dan nutrien yang lain. Pada sedimen anaerobik, beberapa mikroorganisme menguraikan bahan organik dengan reaksi fermentasi yang menghasilkan alkohol, keton,aldehida dan senyawa organik lainnya sebagai metabolisme. Mikro organisme lainnya dapat menggunakan O2 dari nitrat,nitrit,besi dan mangan oksida, sulfat dan karbon dioksida untuk menguraikan material organik, tetapi mereka mengeluarkan gas nitrogen,amonia,ferrous,manganous manganese,hidrogen sulfida dan methan sebagai metabolisme ( Blackburn,1987). Beberapa hasil metabolisme tersebut khususnya H2S,nitrit dan senyawa organik tertentu dapat masuk ke air dan berpotensi racun bagi ikan atau udang. Lapisan oksigen pada permukaan sedimen mencegah sebagian besar metabolisme yang beracun ke dalam air tambak karena mereka dioksidasi menjadi bentuk yang tak beracun melalui aktifitas biologi ketika melewati lapisan aerobik. Nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat, ferro dirubah menjadi ferri dan hidrogen sulfida (H2S) dirubah menjadi sulfat. Karena itu sangat penting menjaga lapisan oksidasi pada permukaan sedimen/tanah tambak budidaya. Gas methan dan nitrogen melewati lapisan dan terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Kedua gas tersebut tidak menyebabkan keracunan bagi organisme aquatik di bawah kondisi normal.

Kehilangan lapisan oksidasi dapat terjadi ketika tanah terakumulasi bahan organik dalam jumlah yang besar dan dissolved oxigen (DO) habis digunakan sebelum masuk ke permukaan tanah.Bahkan dalam tambak tanpa konsentrasi bahan organik yang tinggi disedimen, tingkat deposisi material organik yang tinggi, hasil input nutrien yang besar dan blooming plankton dapat menyebabkan penurunan oksigen terutama di dasar tambak. Tambak seharusnya di"manage" untuk mencegah akumulasi material organik segar dalam jumlah besar di permukaan tanah.

Hasil metabolisme (yang bersifat racun) yang masuk dalam air tambak yang mempunyai kandungan oksigen yang baik, akan dioksidasi dengan cepat, sehingga tingkat keseimbangan metabolisme di air akan cukup tinggi untuk menetralkan efek yang merugikan bagi ikan/udang.

PERTUKARAN NUTRIEN ANTARA TANAH DAN AIR

Dua nutrien ysang paling penting di dalam tambak adealah nitrogen dan phospat, karena kedua nutrien tersebut sering hadir dalam jumlah terbatas dan membatasi pertumbuhan plankton. Kedua nutrien ini ditambahkan ke tambak dalam bentuk pupuk dan pakan.

Pupuk nitrogen biasanya dalam bentuk urea dan amonium. Urea secara cepat terhidrolsa menjadi amonium dalam air tambak. Amonium akan diabsorbsi oleh phytoplankton,dirubah menjadi nitrogen organik dan akhirnya ditransformasi ke dalam nitrogen protein ikan melalui jaringan makanan.

Amonium akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi dan nitrat akan digunakan oleh phytoplankton atau mengalami denitrifikasi oleh mikro organisme anaerobik dalam sedimen. Gas nitrogen yang terbentuk pada proses denitrifikasi, terdifusi dari sedimen ke air tambak kemudian ke atmosfir. Amonium berada dalam kesetimbangan dengan amonia dan amonia juga dapat terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Sejumlah kecil amonium akan diabsorbsi oleh kation dalam tanah dasar tambak.Nitrogen organik dalam plankton dan kotoran hewan air akan berada di dasar dan menjadi nitrogen organik tanah. Nitrogen dalam material organik tanah akan dimineralisasi ke amonia dan kembali ke air tambak

Phosphor biasanya ada dalam pupuk sebagai kalsium atau amonium phosphat. Phytoplankton dapat merubah dengan cepat phosphat dari air dan phosphat dalam phytoplankton akan masuk ke jaringan makanan pada ikan atau udang. Tanah tambak secara kuat akan mengasorbsi phosphat dan kapasitas tambak untuk menyerap phosphat meningkat dengan naiknya kandungan liat (Boyd dan Munsiri, 1996). Masuda dan Boyd (1994) menemukan sekitar 2/3 phosphat yang diaplikasikan ke tambak dalam makanan terakumulasi di tanah dasar. Mereka juga menunjukkan bahwa sebagian besar phosphat tanah terikat secara kuat dan hanya dalam jumlah kecil yang terlarut dalam air.Tanah tambak bukan merupakan sumber utama dalam air, karena phosphor yang terabsorbsi dari tanah tidak larut (Boyd dan Munsiri, 1996) Material organik dalam tambak secara cepat diabsorbsi oleh tanah dan sedikit yang masuk ke air. Tanah yang mempunyai pH hampir netral mempunyai kapasitas lebih kecil mengasobsorbsi phosphor dan mempunyai kecenderungan lebih besar mengeluarkan phosphor dibanding tanah asam atau basa (Boyd,1995)


 

pH TANAH TAMBAK


 

pH adalah logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen dengan range antara 1 – 14. pH tanah dasar mempunyai range antara nilai kurang dari 4 sampai dengan lebih dari 9, tetapi pH yang paling baik sekitar 7 (netral) (Boyd, 1995). Sebagian besar mikro organisme tanah,khususnya bakteri tanah berfungsi optimum pada pH 7 – 8. Sumber keasaman tadi sebagian besar tanah tambak adalah ion alumunium.Tanah liat dan partikel bahan organik di tanah, menarik kation ke permukaannya. Ion alumunium pada posisi pertukaran kation di tanah berada pada kesetimbangan dengan ion alumunium di air yang mengelilingi partikel tanah. Ion alumunium terhidrolisa menjadi alumunium hidroksida, megeluarkan ion hidrogen. Semakin banyak proporsi ion alumunium pada kation tanah, semakin tinggi pula tingkat keasamannya. Kapur pertanian (CaCO3) yang diaplikasikan ke tanah tambak akan menetralkan tanah yang bersifat asam. Ion Ca2+ akan menggantikan posisi ion Alumunium (AL3+) yang berikatan dengan tanah sehingga akan mengurangi reaksi yang bersifat asam,Seperti reaksi yang digambaekan sebagai berikut :


 

KOLOID Al3+

TANAH Al3+ + 3 H2O Al(OH)3 + 3 H+


3 CO2 + 3H20

1 ½ CaCO3 + 1 ½ H2O + 1 ½ CO2 ½ Ca 2+ + 3 HCO3 -


 

Air dengan konsentrasi bicarbonat dan carbonat yang rendah mempunyai total alkalinitas yang rendah. Biasanya air dengan alkalinitas rendah mempunyai hardness yang rendah pula. Aplikasi CaCO3 (kaptan) akan meningkatkan pH tanah, konsentrasi alkalinitas total dan hardness, meningkatkan ketersediaan karbon anorganik untuk fotosintesa dan menyangga air untuk melawan pereubahan pH.


 

POND SOIL TREATMENT

  1. Pengapuran

    Alasan pengapuran tambak budidaya adalah untuk menetralisir keasaman tanah dan meningkatkan konsentrasi total hardness di air. Hal ini akan meningkatkan produktifitas tambak budidaya. Tambak air tawar dengan total alkalinitas kurang dari 50 mg/l dan tambak air payau dengan alkalinitas di bawah 60 mg/l serta tambak dengan pH dibawah 7 dapat diatasi dengan pengapuran (Boyd dan Tucker, 1998). Berikut ini adalah panduan umum dosis pengapuran yang dapat diaplikasikan di tambak :

ALKALINITAS TOTAL ( mg/l ) 

pH TANAH 

KAPUR PERTANIAN ( Kg/Ha ) 

Dibawah 5 

Dibawah 5 

3.000 

5 – 10 

5.0 – 5.4 

2.500

10 – 20 

5.5 – 5.9 

2.000 

20 – 30 

6.0 – 6.4 

1.500 

30 – 50 

6.5 – 7.0 

1.000 


 


Baik total alkalinity maupun pH tanah akan digunakan untuk mengestimasi dosis pengapuran tambak. Jika kedua data (Alkalinitas dan pH tanah) tersedia tetapi nilainya tidak sesuai dengan tabel, gunakan variabel yang mempunyai dosis pengapuran paling besar. Sebagai contoh, Total alkalinitas 15 mg/l tetapi pH tanah 5.1, di perairan tawar. Dosis pengapuran yang dipakai adalah untuk pH 5.1 (2.500 kg/Ha). Di tambak air payau dengan total alkalinitas 80 mg/l pH tanah 5.5, dosis pengapuran yang digunakan adalah 2.000 kg/Ha karena pH (5.5). Kapur pertanian disebar secara merata di permukaan tanah tambak yang kosong atau ditebar merata di permukaan air. Kapur sebaiknya diaplikasikan pada permulaan siklus dan diaplikasikan minimal satu minggu sebelum pemupukan awal.

Kapur pertanian tidak akan bereaksi dengan tanah kering, jadi jika diaplikasikan pada tanah tambak yang kosong, tanah harus dalam kondisi lembab (berair), tetapi tidakl menyulitkan petambak berjalan un tuk menebarnya. Pembalikan tanah (tilling) setelah pengapuran dapat meningkatka reaksi kapur dengan tanah.


 


 


 

PENGERINGAN

Tujuan dari pengeringan dasar tambak (antar siklus) adalah untuk menurunkan kandungan air tanah sehingga udara dapat masuk kedalam pori-pori tanah. Aerasi yang baik akan memperbaiki suplai O2 dan meningkatkan dekomposisi aerobik bahan organik. Dengan pengeringan selama 2 – 3 minggu, sebagian besar bahan organik yang ada di tanah dasar dari siklus sebelumnya akan terurai dan senyawa anorganik akan dioksidasi (Byd dan Dippopinyo, 1994). Keuntungan utama dari perlakuan ini adalah untuk mengurangi oxigen demand dari tanah dasar tambak sebanyak mungkin sebelum memulai siklus baru. Waktu yang dipelukan untuk pengeringan tergantung pada tekstur tanah, temperatur udara,kondisi angin, curah hujan dan rembesan air dari tambak sekitarnya.


 

TILLING

Tilling tanah dasar tambak dapat mempercepat pengeringan untuk meningkatkan aerasi dan mempercepat dekomposisi (penguraian) bahan organik. Tilling dapat menjadi kontra produktif (merugikan) jika dilakukan di tambak yang menggunakan aerator yang kuat. Tilling akan melonggarkan partikel tanah dan arus air (dari aerator) akan menyebabkan erosi dan teraduknya dasar tambak. Jadi, jika dasar tambak dengan aerasi yang kuat di tilling, maka tanah harus dikompakkan dahulu sebelum pengisian air.

SEDIMENT REMOVAL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar